Posts

Showing posts from July, 2014

A name that is tattooed on my heart

Baca postingan ini lebih enak kalo sambil dengerin Mantan Terindah-nya Kahitna (akik pribadi lebih suka versi Kahitna sik daripada Raisa). Well, i want to talk about my ex. Gak, aku gak akan jelek-jelekin dia, karena bagiku mantanku yang ini akan selalu jadi orang baik buatku. Gimana enggak, dia adalah orang selain para sahabatku yang lihat aku berjuang ditengah keterpurukan ditinggal kakakku. Dia juga yang menyaksikan beberapa fase kehidupanku dari remaja dan bertumbuh menjadi lebih dewasa. Aku kenal dia ketika aku masih berumur 16-17 an lah. I was so young and he was 26.  Awalnya, aku pikir kita bakalan kakak-adekan ajalah. Tapi, hati ga bisa boong. Dia adalah sosok sempurna untuk dijadikan pacar, pada waktu itu. Kehilangan bokap bikin aku lebih condong tertarik ke cowok yang bisa ngemong aku. Bukan berarti kalo kalian sodorin om-om berduit aku bakalan mau juga sik... Gak bukan gitu juga kali. Dan aku bisa nemuin sosok yang ngemong itu pada doi. He wasnt cute. Dia biasa aja. But he

Nama di phonebook

Pernah seorang temen bilang, "semua orang pasti akan cuma jadi nama di phonebook," . Ngerti kan maksudnya? Well, itu ada benernya sih. Coba cek phonebook hape deh, pasti banyak nama yang kita kenal tapi jarang kita hubungin kan? Nama-nama di phonebook yang jarang atau bahkan ga pernah kita hubungi itu adalah simbol dari banyaknya orang yang dulu kita kenal tapi di kemudian hari menjadi orang asing  dalam kehidupan kita. Atau bahkan dari sekian banyak nama di phonebook kita ada satu atau beberapa orang yang dulu spesial buat kita tapi sekarang kita bahkan lupa punya nomer doski. Ya itu wajar sih, karena kita sering bertemu dengan orang-orang baru yang kadang lebih menyenangkan, lebih layak dipertahankan dalam kehidupan kita. Kita pun sering menjadi stranger untuk beberapa orang yang pernah mengenal kita dulu. Pernah gak sih ketemu orang yang lama ga stay in touch sama kita trus kita yang merasa asing dengan orang itu? Kita ngerasa, "Nih orang dulunya ga gini deh,". P

Shire

Shire is my dream. Ketika aku baca soal deskripsi Shire di Fellowship Of The Ring, aku langsung pingin tinggal disana. Siapa yang tidak ingin tinggal ditempat yang hijau dan damai? Aku tahu Shire tempat yang tidak nyata (well, setting filmnya ada sih di New Zealand)., tapi tetep aja Shire bagiku adalah tempat yang ideal untuk beranak pinak dan mati. Shire tempat yang sangat nyaman sehingga Frodo pun merasa ogah-ogahan ninggalin Shire. Pemandangannya indah, sumber daya alamnya melimpah, dan rakyatnya juga suka sekali makan dan minum bir. You cant have much food and drink in the real world, but you can have it all in Shire. Go to The Green Dragon and you can have beer as much as you want! You know that beer is good, huh? Hobbit sangat suka makan dan minum. Aku juga begitu. Aku rasa aku sangat cocok dengan budaya Shire. Aku rasa setiap orang punya sisi 'hobbit' dalam dirinya. Sapa sih yang gak suka makan? Makanya, aku rasa Shire adalah tempat idaman semua orang. Shire adalah simbo

Worst sister ever

My sister is kinda annoying. She was 6 years older than me. Namanya Ranti. Meski terpisah 6 tahun, aku tetep manggil dia dengan nama, tanpa embel-embel mbak. Kakakku yang pertama, Lusi, berjarak 12 tahun denganku, jadinya kita jarang berinteraksi krn selain jarak umur yg jauh, dia sibuk kerja, kuliah, dan jadi ibu rumah tangga. Sedangkan kakakku yang kedua ini adalah kakak yang sering berinteraksi denganku. Ranti ini pribadi yang keras dan pemarah. Sedangkan aku pun juga gitu. You know, we always make a war at home. Kita selalu bertengkar. Semenjak bokap meninggal, dia kayak mengintervensi hidupku gitu. I know she was trying to protect me, but i felt enough of her protection. Dia merasa dia yang benar, aku yg salah. Sampek nyokap pun cuma bisa ngelus dada kalo kita mulai bertengkar. Dari kecilpun, aku rasa dia selalu cari gara-gara sama aku. Nintendo dia yang kuasain, sepeda dia yang kendarain terus, sampek kalo beli es krim, dia minta yang lebih mahal dan enak dari punyaku. KZL! Ketik

Nice to meet you

Aku pernah suka dengan seorang cowok. Aku ketemu dia setahun lalu di acara ulang tahun temen. He wasn't that cute but he was so warm. Aku dikenalin dengan temanku yang ulang tahun itu. Dia dengan ramah mengenalkan dirinya, "Hei, aku ****. Nice to meet you,". Setelah itu kita ngobrol banyak soal sepak bola lah, film lah, dan begitulah. Dia teman ngobrol yang asyik. Bahkan kita lupa kalau kita di acara ulang tahun teman kami. Pada malam itu, kita punya dunia sendiri. That was so much fun. Akhirnya, kita tukeran pin BB dan kita saling chat di kemudian hari. Kita juga sering hangout bareng, nonton bareng, dan klisenya aku mulai ngerasa nyaman dengan dia. Told you, he was warm. Deket dia tuh bikin betah dengan joke-joke ringannya, info-info ga pentingnya, well he was also a good listener. Cewe mana yang ga betah hah? *melotot*. Nih ya para cowo di luar sana, muka sebenernya nomer sekian, cewe tuh lebih betah dengan yang namanya cowo humoris. Tolong dicamkan itu, kakanda. Hu-mo

There is still beer to drink

Aku rasa sih ya, setiap mahluk di universe ini punya yang namanya sahabat. Aku pun. Sahabat bagi akikah sendiri tuh mahluk fungsional. Diajak hang out ayo, mabok apalagi, lalu sering sebagai tempat curhat dan paling penting tempat menyimpan rahasia. Begitulah caranya aku memanfaatkan para sahabatku. Hahahaha. Tapi yang namanya sahabat, gak pernah merasa dimanfaatkan bukan? (Ya tergantung juga sih ya?) Well, sebelum eyke divonis dokter kehilangan satu paru-paru, aku sering banget hang out dan mabok dengan 3 teman baik dan semuanya cowok. Tenang, meski mereka teler, mereka sama sekali ga napsu buat ngapa-ngapain aku, karna entah bounding kita sebagai sahabat terlalu kuat atau emang aku gak menarik aja -_-. Jangan anggap kita anak muda yang suka hura-hura dengan cara yang tidak baik. Ya, bagi ente-ente semua mabok itu ga baik ya, tapi bagi kita itu adalah sarana kita untuk senang-senang aja. Kita juga ga tiap hari begitu, bok emang bir harganya gopek apa? Pokoknya, bila galau, terlalu se

Lelaki seperti James Dean (inspired by Blue Jeans - Lana Del Rey)

Malam itu di sebuah hari di bulan Desember, di pesta yang begitu meriah, tapi aku merasa tidak terikat dengan pesta itu--asal tahu saja-- aku melihat dia yang tampan menggunakan kemeja putih dengan celana jeansnya berwarna biru. Rambutnya klimis disisir ke belakang dan kancing kemejanya dibuka satu diatas. Aku bisa melihat dadanya yang bidang dari situ, tentu saja aku terpesona.                       Penampilannya seperti James Dean, aktor pujaan pada jaman itu. Sempurna bagai polesan dewa. Kau tak akan bisa menolak pesonanya.  Kupandangi dia terus hingga dia menoleh padaku. Aku malu, tapi terlanjur sudah, ya sudah dia tersenyum padaku. Aku membatu. Dia menghampiriku. Lalu menggodaku. Kubiarkan saja. Aku menyukainya, kubiarkan dia membawaku jauh ke awan. Tak peduli lagi aku bila aku akan sakit bila kembali ke tanah.                                                                            Dia mengenalkan dirinya sebagai seorang pria yang rock n roll. Dia memang begitu. Kehidupannya be

"Tenang, Boss! Kita akan lalui ini semua!"

Sudah 2 bulan ini aku harus bedrest total di rumah karena aku punya masalah dengan paru-paruku. 2 bulan berada di rumah sungguhlah membosankan dan membuat stres. Tapi memang haru begitu kalau ingin sembuh. Jadi terima nasib sajalah X'D. Tidak ada kegiatan yang berarti aku lakukan dirumah. Aku menghabiskan waktu menyelesaikan Hamarus, cerita fantasi yang aku gadang-gadang akan memakan seumur hidupku. Aku tak peduli bila Hamarus tak kan pernah selesai, Tolkien juga tak pernah menyelesaikan The Silmarillion, ini proyek menulis suka-suka tapi semua fantasi masa kecil dan cita-citaku ada disana. Biarkan jadi benda purbakala nanti untuk anak cucuku. Biar mungkin mereka yang akan menyelesaikan dan menyebarkan. Hamarus adalah pelampiasan kebosananku dan kekesalanku pada penyakitku sendiri. Aku tak menyalahkan Tuhan, aku salahkan diriku sendiri yang dulunya egois tak memperhatikan diri sendiri. Tapi percuma, menyalahkan diri sendiri pun salah, tak ada solusisi untuk menyembuhkan.  Selai