There is still beer to drink

Aku rasa sih ya, setiap mahluk di universe ini punya yang namanya sahabat. Aku pun. Sahabat bagi akikah sendiri tuh mahluk fungsional. Diajak hang out ayo, mabok apalagi, lalu sering sebagai tempat curhat dan paling penting tempat menyimpan rahasia. Begitulah caranya aku memanfaatkan para sahabatku. Hahahaha. Tapi yang namanya sahabat, gak pernah merasa dimanfaatkan bukan? (Ya tergantung juga sih ya?)
Well, sebelum eyke divonis dokter kehilangan satu paru-paru, aku sering banget hang out dan mabok dengan 3 teman baik dan semuanya cowok. Tenang, meski mereka teler, mereka sama sekali ga napsu buat ngapa-ngapain aku, karna entah bounding kita sebagai sahabat terlalu kuat atau emang aku gak menarik aja -_-. Jangan anggap kita anak muda yang suka hura-hura dengan cara yang tidak baik. Ya, bagi ente-ente semua mabok itu ga baik ya, tapi bagi kita itu adalah sarana kita untuk senang-senang aja. Kita juga ga tiap hari begitu, bok emang bir harganya gopek apa? Pokoknya, bila galau, terlalu senang, atau ya cuma iseng aja sih, kita pasti mabok. Sesimple itulah alasan kita untuk teler. Hahaha.  
Ya kegiatan kita emang ga mabok mulu sih, kadang kita nonton DVD bareng, makan bareng, kencan bareng (di sesi ini sering kesiksa karna jomblo), pergi kondangan bareng,  yah pokoknya normal-normal ajalah. Kita sudah taulah tik-toknya sifat masing-masing. Marahan sih sering tapi cepet banget buat baikan. Yauda woles aja sih. Kita mah anaknya cinta damai semua. Dan lebih dari itu semua, kita mempunyai ikatan yang kuat. Itu terbukti ketika salah satu dari kita, Jerry nama temanku itu, harus menerima kenyataan kalo doi punya kanker di livernya. Jerry harus menjalani perawatan yang macam-macam karena kankernya sudah ganas. Kesempatan uuntuk sembuh sangat kecil. Jelas itu menohok bagi kita, temannya. Jerry adalah teman yang menyenangkan buatku. Ketika habis putus dengan long-term boyfriend-ku, Jerry adalah orang pertama yang aku tuju untuk nangis. Bahkan dia adalah orang pertama untuk teman-temanku yang lain ketika mereka juga sedang terpuruk. Dia adalah teman yang menyenangkan. Vonis itu juga menyakitkan buatku dan kedua temanku, Tom dan Ben. Kita sudah berpikiran jelek duluan kalau Jerry bakalan ninggalin kita. taapi Jerry sendiri yang menguatkan kita, dia bilang, "Gak, gak akan aku nyerah dengan gampangnya. Because there is still beer to drink," 
Dari situ kita tahu, Jerry tidak berubah. Dia masih menyenangkan dan optimis. Bila Jerry sendiri sangat kuat, kenapa kita teman-temannya tidak? Kita terus support Jerry dalam segala upayanya untuk sembuh. Jerry berjuang melawan kankernya sendiri selama 1,5 tahun. Jerry meninggalkan kita semua pada 1 Mei lalu. Pada saat Jerry berjuang melawan maut, aku sedang tidak ada disana karena aku sibuk dengan urusanku sendiri. Jerry sempat opname di rumah sakit selama 2 hari. Kata Tom, dia terus mencariku tapi aku bergelut dengan urusanku sendiri tanpa sempat menemaninya di hari-hari terakhirnya. Wah itu rasanya sangat menyakitkan sekali. Bukan main. Jerry koma selama 7 jam dan kata mamanya, Jerry begitu karna mungkin menungguku untuk menemuinya. 
Pada saat pemakamannya, kulihat Jerry untuk terakhir kalinya dengan penyesalan yang gak pernah abis. Jerry menungguku untuk menemuinya atau bahkan untuk bercengkrama dengannya untuk yang terakhir kalinya, tapi aku tidak pernah menemuinya. Rasa sesal itu tidak enak, guys. Andaikan aku sempat-sempatkan untuk menemuinya. Sesalku tak sebesar ini. Ya begitulah, benar kata orang, penyeselan datang terakhir. Dan itu rasanya ga enak.
Tapi gapapa, aku rasa Jerry maafin aku. Karna sahabat akan selalu memaafkan satu sama lain bukan? 

*And for you Jer, tunggu aku, Ben, dan Tom disana. Kita akan sama-sama lagi, because there is still beer to drink :')*

Comments

Popular posts from this blog

Just asking about skateboarder w/ ato:D

Sung Dong-il, Sang Ayah Dengan Anak Perempuan-Perempuannya.

Prison Playbook : Mengelola Krisis di Balik Jeruji