Posts

Prison Playbook : Mengelola Krisis di Balik Jeruji

Image
Bayangkan dirimu adalah Kim Je-hyeok, seorang pemain baseball berbakat & mempunyai karir serta kehidupan yang mapan namun tiba-tiba kamu harus mendekam di penjara karena kamu membunuh orang yang mencoba memperkosa adikmu. Apalagi kamu hampir berlaga di MLB, kompetisi baseball terbesar di dunia. Dunia seakan runtuh dan tiba-tiba semuanya seperti melawan kamu.  Itulah yang dirasakan Je-hyeok, karakter utama di series berjudul Prison Playbook. Kalau kalian follow aku di twitter, kalian pasti tahu bahwa series ini adalah drakor terbaik versiku. Aku gak mengada-ada. Drama ini menyajikan apa yang aku cari, cerita yang bagus, komedi yang pas & ga garing, akting yang mengesankan & tentu saja, aku bisa belajar banyak tentang kehidupan. Drama ini btw, dibikin oleh Shin Won-ho, creator yang sama dengan Reply 1997, Reply 1994, Reply 1988 & Hospital Playlist.  Prison Playbook atau dikenal juga dengan nama Wise Prison Life ini bercerita banyak tentang kehidupan di balik jeruji yang m

Sung Dong-il, Sang Ayah Dengan Anak Perempuan-Perempuannya.

Image
Tahun ini, gue dan ribuan orang lainnya di dunia harus rela dikurung di rumah masing-masing karena coronces sialan. But hey, kalaupun gue harus dan disuruh mengambil hikmah dari ini semua, mungkin yang bisa gue katakan adalah akhirnya gue bisa nonton semua Reply series dari Reply 1997, Reply 1994, Reply 1988 dalam hitungan sebulanan. Gue yakin lah ya banyak yang uda review ketiga series ini dan gue setuju efek setelah menonton antologi series garapan Shin Won-Ho ini bikin hati hangat.  Tapi yang menjadi perhatian gue adalah sosok ayah di ketiga series tersebut, yaitu Sung Dong-il. Yes, peran ayah tokoh utama di semua Reply Series diperankan oleh Sung Dong-il yang namanya juga mengambil nama aslinya. Hahahaha. Begitu pula dengan karakter ibu tokoh utama dari Reply series yang diperankan oleh Lee Il-hwa yang juga namanya mengambil nama aslinya. Gue akan bahas soal sosok ibu yang diperankan Lee Il-hwa nanti.  Kalau kita ngomongin soal sosok seorang bapak, gue sebenernya agak sedih

Lobelia Sackville-Baggins dan payungnya.

Image
Bagi penggemar karya Tolkien termasuk aku, New Zealand adalah rumah kedua. Bagaimana tidak, setting film LOTR dan The Hobbit berada di New Zealand.  Middle-Earth memang dunia fiktif, tapi bagi kami, para Ringers (sebutan untuk fans LOTR pada umumnya), New Zealand adalah gambaran yang cukup pas untuk menggambarkan Middle-Earth, khususnya suasana Shire. New Zealand sendiri juga negara yang terlihat hijau dan damai, sama seperti Shire. Shire digambarkan sebagai daerah yang dipenuhi alam yang begitu hijau dan asri. Kehidupan para Hobbit di Shire juga damai. Kaum Hobbit hampir tidak pernah berselisih atau berperang dengan mahluk lain. Mereka adalah mahluk yang paling santai seantero Middle-Earth. Itu juga yang selalu tergambar dalam kehidupan yang aku lihat di New Zealand. Hampir tidak ada berita tentang kekerasan, kerusuhan yang aku dengar dan baca di New Zealand. Aku yakin juga banyak orang yang merasakan hal yang sama. Penyerangan yang terjadi di New Zealand sangat mengejutkan dan me

Fiksi di sekitar kita.

Ketika aku cari kerjaan baru beberapa bulan lalu, aku diinterview oleh salah satu tempat, HRD-nya bertanya, pertanyaan standard lah.. "Apa yang kamu lihat pada dirimu sendiri 5 tahun lagi?" Aku menjawab dengan penuh percaya diri dan berapi-api. "Saya akan berdiri di panggung TEDx membicarakan tentang Harry Potter dan bagaimana Harry Potter bisa mempengaruhi hidup saya dan jutaan Potterhead lainnya," HRD tersebut tersenyum kecil. Sedikit terkesan meremehkan. Ya wajar, TEDx adalah forum besar dan terkenal. Aku ini siapa, kepengen bicarain fiksi fantasi di forum sebesar itu pula. Biasanya TEDx bicara hal-hal yang ga "remeh" begitu. Nguayal pol. Tapi yang mungkin tidak diketahui HRD tersebut, Emil Johansson pernah berdiri di panggung TEDx membicarakan lotrprojects.com, situs yang berisi tentang detail Middle-Earth, dunia khayalan yang diciptakan oleh J.R.R Tolkien. I didnt get the job anyway. Jika kalian mengenal aku dari semua social media, aku di

Home To Those Who Need It

Image
"Hogwarts will always be there to welcome you home,"  Hogwarts adalah salah satu sekolah sihir terbaik didunia. Banyak penyihir yang hebat pernah belajar disana. Didirikan oleh 4 penyihir hebat di jaman pertengahan, Hogwarts hadir untuk menjadi tempat penyihir-penyihir muda belajar tentang sihir dan bagaimana menggunakannya. 4 pendiri Hogwarts; Godric Gryffindor, Salazar Slytherin, Rowena Ravenclaw dan Helga Hufflepuff awalnya mempunyai misi yang sama yaitu menyediakan tempat dan ilmu yang layak bagi para penyihir muda agar kekuatan mereka menjadi berguna di masa yang akan datang. Namun, Salazar Slytherin pada akhirnya mempunyai pandangan yang berbeda soal siapa saja yang pantas belajar di Hogwarts. Bagi Salazar, Muggle-Born tidak layak untuk mendapatkan pendidikan di Hogwarts. Maka, perbedaan ideologi inilah yang mebuat Salazar pada akhirnya keluar dari Hogwarts. Salazar akhirnya meninggalkan rumah yang ia bangun hanya karena ideologi yang dia miliki, ideologi yang tidak l

Voldemort and The Death

Image
Tom Marvolo Riddle. Or we should call him a man who never understood about love.  Lahir dari ibu penyhir dan ayah muggle, Tom yang sudah menjadi yatim piatu sejak lahir tidak pernah mengerti dan merasakan kasih sayang orang tua yang tak bersyarat. Kisah kedua orangtuanya pun juga tidak ada bagus-bagusnya untuk diceritakan.Besar di panti asuhan dimana ia tidak diperlakukan baik dan tidak ada yang memahaminya, membuat Tom tidak tahu empati, simpati, dan cinta itu seperti apa. Tom melihat dunia ini hanya dipenuhi oleh ambisi dan amarah. Fase-fase kehidupan mudanya dipenuhi ambisi bagaimana dia bisa menjadi penyihir yang terkuat, yang paling disegani, ditakuti, dan dihormati. Dalam fase-fase kehidupannya yang seperti itu Tom menemukan cara agar dia bisa memenuhi ambisinya, yaitu kehidupan yang kekal. Menjadi sosok siswa yang sempurna di Hogwarts, mendapatkan kehidupan dimana dia bisa diterima dengan baik, tidak serta merta membuat Tom melupakan ambisinya. Tom dengan kemampuannya, bela

Dumbledore who was dumb

Image
Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore mungkin adalah guru dengan sejuta hal yang bisa dijadikan teladan. Pintar, berkarisma, sakti mandraguna pula. Albus adalah guru yang setiap muridnya ingin menjadi sepertinya. Albus juga dikenal sangat mengayomi murid-muridnya, termasuk Tom Riddle, murid yang agak kurang ia sukai. Hampir semua murid dan mantan murid Hogwarts melihat Albus sebagai guru dan kepala sekolah yang sempurna, begitupula rekan kerjanya. Tapi setelah kematiannya, rahasia-rahasia kelamnya di masa lampau mulai terkuak. Keluarganya yang tidak sempurna, kematian adiknya yang tidak wajar, sampai hubungan pertemanannya dengan Gellert Grindelwald yang hampir membuatnya jatuh dalam kegelapan. Albus dulu adalah seorang penyihir muda dengan kecermalangan yang luar biasa. Dia juga mempunyai ambisi yang besar. Wajar, penyihir muda dengan kemampuan sepertinya pasti mempunyai ambisi yang besar pula. Namun, nasib pula yang akan menentukan apakah ambisi itu bisa diwujudkan arau tidak