without our beloved

ini blog baru saya setelah beberapa kali saya buat blog dan keblokir. hahaha. blog pertama, saya dedikasikan buat alm. papa dan alm. kakak saya. saya kehilangan papa saya 3 tahun yang lalu dan kakak saya sekitar 3 bulan yang lalu. saya mencintai mereka karena mereka adalah kedua orang yang menjadi saksi hidup perkembangan saya dari bayi dan sampai menginjak dewasa. namun, hal yang paling saya sesali setelah kepergian mereka adalah saya belum pernah mengatakan saya mencintai mereka. ya, ketika mereka pergi meninggalkan saya duluan menghadap sang pencipta, saya terpuruk minta ampun. tidak terlihat di wajah saya memang jesedihan yang mendalam, tapi hati saya terluka dalam. tanpa orang yang kita sayangi itu rasanya hampa. ini bukan bicara soal sayang yang ditujukan untuk kekasih hati atau orang spesial dlm hidup anda, tapi saya bicara soal keluarga. ketahuilah, keluarga adalah tempat yang tepat untuk anda bertumbuh. ketika ada anggota keluarga anda meninggalkan anda untuk menghadap sang khalik, rasakan hal itu sebagai 'numb' yang begitu membunuh anda. mereka tidak tahu, tanpa ayah saya berjuang untuk memenuh kebutuhan primer ataupun sekunder saya sendiri. saya bersyukurm, hal itu membuat saya menyadari 'life is so hard' sedari saya berumur 15 tahun. mungkin, banhkan ada yang nasibnya lebih parah dari saya. saya bersyukur Tuhan membentuk saya menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan tak mudah menangis. papa saya tidak meninggalkan harta benda yang berharga, beliau hanya seorang tukang servis barang elektronik. tapi, didikan keras yang beliau terapkan pada saya, itu yang menjadi bekal saya. saya mungkin belum sukses, tapi halangan dan rintangan yang menimpa saya, membuat saya diakui banyak orang kalo saya tangguh. saya beruntung, saya tidak seperti mereka yang mengemis pada orangtua. umur saya 18 tahun, dan saya boleh berbangga hati saya bisa mencukupi kebutuhan saya walau yah terkadang ada campur tangan mama disana. itulah kenapa saya sering merasa iri kepada setiap anak yang masih mempunyai ayah disamping mereka, dan marah ketika mereka menghujat ayah mereka hanya karena ayah mereka tidak memberi uang jajan yang cukup. bayangkan menjadi saya. kehilangan papa 3 tahun yang lalu rupanya belum membuat Tuhan puas untuk 'menampar' saya. 3 bulan yang lalu, kakak kedua saya Dia panggil dengan tiba-tiba. saya merasa kehilangan sekali karena semasa hidupnya, kami berdua tidak pernah akur dan sehati dalam apapun kecuali soal film dan sepakbola. dlm sepakbola pun dia menjadi musuh saya, karena saya barcelonitas dan dia madridistas. namun, ketika kakak saya meninggal, saya adalah orang yang menangis paling keras di pemakamannya. ketika mengingat serunya rivalitas saya dan dia pun saya sering menangis. apalagi, mengingat ketika masa kecil kami tidur bersama. ikatan batin itu masih melekat dalam hati saya. ibaratnya, saya dan kakak saya itu benci untuk mencinta. yah, benar kata orang kalo kita menyadari bahwa orang itu berharga bila orang itu pergi, saya merasakan hal itu betul. 2 minggu saya lewati dengan patah hati yang sangat setelah kematian kakak saya. untunglah ada beberapa teman berbagi yang bisa saya share tentang kesedihan saya. belajar banyaklah setelah membaca tulisan saya ini, cintai keluarga anda melebihi apapun. dan, ketika mereka pergi biarkan mereka mengingat anda sebagai keluarga yang baik. minta maaflah ketika bersalah. itu yang saya pelajari setelah kehilangan papa dan kakak saya. saya tahu mereka bakalan ketawa kalo baca postingan ini, karena ini bukan saya banget yang suka menulis hal-hal yang membuat airmata jatuh. tapi, memang benar saya merindukan mereka, sangat. oke, postingan selanjutnya kembali ke postingan gila-gila. okesip! kali ini aja ya mosting hal-hal yang sedih hahahaha.


"Would you know my name, if i saw you in heaven?"

dedicated to : my dad, (RIP) Effendi Mugiono and my sister (RIP) Piranti Kusama wardhani

Comments

Popular posts from this blog

Just asking about skateboarder w/ ato:D

Sung Dong-il, Sang Ayah Dengan Anak Perempuan-Perempuannya.

Prison Playbook : Mengelola Krisis di Balik Jeruji