Kids : Angels and Demons in one package

Pekerjaanku yang melibatkan anak-anak memberikan satu kesimpulan, anak-anak adalah malaikat dan iblis dalam satu paket, Mereka bisa sangat manis sekali, dan mereka bisa sangat menyebalkan. Dan kalian ga prediksi kapan mereka bisa menjadi angel dan kapan mereka bisa menjadi demons. Sesungguhnya itu rahasia illahi. That's why it's hard to raise them. 

   Sehari-hari aku ketemu dengan anak-anak. They're my students. Setiap hari aku selalu dapat cerita baru dari mereka entah itu jatuh dari sepeda, dibeliin boneka Elsa, atau sekedar ngasih tahu kalo poni abis dipotong (penting ga?) dan aku sebagai guru ya pura-pura untuk amazed seakan-akan abis liat Benedict Cumberbatch sempakan doang. Ya itu sih salah satu contoh, mereka sedang dalam Angels Mode On. Gimana kalo mereka dalam Demons Mode On? Ada aja loh yang bikin naik darah. Entah itu mogok ga mau belajar, nangis karena masih ngantuk, ngambek karena ga boleh bawa robot Optimus Prime, dan yang paling absurd adalah...... sebel karena temen sebelahnya selesai mewarnai duluan padahl udah janjian buat selesai bareng-bareng. 

Tuh bayangin. Hal-hal macem begitu ga pernah bisa diprediksi. Dan sebagai guru, harus siap dong menghadapi kejadian-kejadian seperti itu. Itu kalo kita tahu apa yang bikin mereka sebel/nangis/marah. Ga jarang pula ada loh yang nangis dan ketika ditanyai ga jawab dan tetep nangis. Dan bayangin kalo ada yang berantem trus ada yang impersonate Ryu? Trus kita musti gimana? Marah? Jelas. Marah yang gimana? Marah yang bijaksana, dong.

Ketika muridku dalam Demons Mode On, aku harus tegas. Anak sebal, marah, nangis itu ada penyebabnya. Kalau mereka ga mau ngasih tahu, bilang, "Mama/Miss ga bisa bantu kalo kamu ga bilang. Mama/Miss akan bantu kalo kamu bilang, nanti pasti Mama/Miss berusaha bantu,". Anak bisa kok diajak berkomunikasi yang baik asal kita mengajarkan untuk komunikasi yang baik. Membentak anak bukan cara yang tepat menuruku untuk berkomunikasi. Kalau anak masih tidak terbuka, infokan kepada parents atau guru, tanya apa anak di rumah/di sekolah ada masalah. Anak menangis pun ada yang untuk cari perhatian kita. Biarkan. Itu tandanya kita mengajari anak bahwa menangis bukan cara yang ampuh atau tepat menarik simpati kita. Tapi ya itu tadi, tanyai anak dulu. Anak mogok jangan diancam/dibujuk dulu. Tapi negosiasi. Nah, aku suka banget kalo disuruh negosiasi dengan muridku karena disitu muridku bisa tahu kalo aku  tidak murahan (dikit-dikit membujuk) dan otoriter (dikit-dikit ngancem). Untuk negosiasi, gampang kok, mereka itu anak-anak, kasih mereka keuntungan yang besar maka mereka rela melakukan apa saja. Hahahaha *ketawa jahat*. Lalu, untuk anak yang suka berantem atau memulai konflik, kasih pengertian ke anak kalo mukul atau ngajak berantem itu ga ada untungnya. Tanyakan kenapa dia memukul temannya? Kenapa dia marah? Ajak anak untuk mencari pemecahan masalahnya bersama, bukan sepihak dari kita. Makanya salah banget anak berantem lalu dihukum. Ga boleh. Dengan mendiskusikan masalahnya begitu, anak belajar bila masalah harus didiskusikan agar selesai. Gitu. 

              Kekerasan pada anak adalah karena orang dewasa tidak mau mengerti, merasa superior, dan merasa punya hak sepenuhnya dalam diri anak. Kita ini, meskipun kalian adalah orang tua, punya hak apa atas diri anak? Anak itu bener-bener titipan. Ketika kita merasa anak adalah titipan, jewer pun kita ga tega. Aku percaya, komunikasi adalah kunci dari segala sesuatu. Komunikasikan dengan anak. Lalu, kekerasan seksual pada anak itu membuktikan bahwa orang-orang seperti itu tidak bisa melihat anak-anak sebagai aset masa depan yang perlu dijaga. Kalian yang melampiaskan nafsu birahi kalian pada anak-anak itu biadab. Kalian perlu mati. Orang-orang seperti itu ga pantes hidup. 

I am always sad and angry everytime i read news about kids being abused. Tidak semua orang pantas menjadi orang tua atau menjadi guru, tapi setidaknya kita pantas untuk mendapatkan kesempatan merawat mereka. I believe, only great person can see an Angel in kids' eyes. Aku berharap sih, hukum di Indonesia semakin kuat untuk melindungi anak-anak. Semoga kita lebih memahami anak-anak. 

P.S : Anak nyebelin itu datang dari orang tua dan lingkungan yang nyebelin, jadi jangan jadi orang nyebelin, hahahaha. 


Comments

Popular posts from this blog

Just asking about skateboarder w/ ato:D

Sung Dong-il, Sang Ayah Dengan Anak Perempuan-Perempuannya.

Prison Playbook : Mengelola Krisis di Balik Jeruji